Minggu, 18 November 2012

Pengertian Zionis

Zionisme adalah sebuah gerakan kaum Yahudi
yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi
ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri.
Zion, atau kadangkala juga dieja sebagai Sion
(dari Bahasa Ibrani: ציון , Tziyyon, Bahasa Arab :
ﺻﻬﻴﻮﻥ "Ṣahyūn")) adalah bukit di mana kota
Yerusalem berdiri. Sekarang ini, perkampungan
Yahudi di kota lama Yerusalem berdiri di atas
bukit Zion.
Nama Zion biasanya merujuk ke kota Yerusalem
dan tanah Israel
Gerakan yang muncul di abad ke-19 ini ingin
mendirikan sebuah negara Yahudi di tanah yang
kala itu dikuasai Kekaisaran Ottoman (Khalifah
Ustmaniah) Turki.
Zionisme merupakan gerakan Yahudi
Internasional. Istilah zionis pertama kali dipakai
oleh perintis kebudayaan Yahudi, Mathias Acher
(1864-1937), dan gerakan ini diorganisasi oleh
beberapa tokoh Yahudi antara lan Dr.Theodor
Herzl dan Dr.Chaim Weizmann. Dr. Theodor Herzl
menyusun doktrin Zionisme sejak 1882 yang
kemudian disistematisasikan dalam bukunya "Der
Judenstaat" (Negara Yahudi) (1896). Doktrin ini
dikonkritkan melalui Kongres Zionis Sedunia
pertama di Basel, Swiss, tahun 1897. Setelah
berdirinya negara Israel pada tanggal 15 Mei
1948, maka tujuan kaum zionis berubah menjadi
pembela negara baru ini.
Rapat Dewan Umum PBB mengeluarkan Resolusi
3379 tanggal 10 Desember 1975 , yang
menyamakan Zionisme dengan diskriminasi
rasial. Akan tetapi pada 16 Desember 1991 ,
resolusi tersebut dicabut kembali.
Resolusi 3379 dikeluarkan oleh Dewan Umum PBB
pada tahun 1975. Resolusi ini menyatakan bahwa
Zionisme adalah sebuah bentuk rasisme. Resolusi
ini lolos dengan 72 suara yang mendukung, 35
menolak dan 32 abstain. Jumlah 72 suara yang
mendukung ini termasuk 20 negara Arab, 12
negara lainnya dengan mayoritas Muslim,
termasuk Turki yang mengakui Israel kala itu, 12
negara Komunis, 14 negara Afrika non-Muslim
dan 14 negara lainnya termasuk Brazil, India,
Meksiko, dan Portugal.
Pada tahun 1991, situasi dunia internasional
menjadi berbeda setelah runtuhnya Uni Soviet,
kemenangan pasukan sekutu di Irak yang dipimpin
Amerika Serikat dan hegemoni negara adidaya ini
di dunia internasional. Maka pada tanggal 16
Desember 1991, Dewan Umum mengeluarkan
Resolusi 4686, yang menarik resolusi 3379
dengan 111 suara setuju dan 25 suara menolak.
Sementara itu ada 13 yang abstain dan 17
delegasi tidak hadir. Sementara itu 13 dari 19
negara Arab, termasuk yang berunding dengan
Israel menolak resolusi ini. Enam lainnya tidak
hadir. Tidak ada Negara Arab yang setuju. PLO
mengecam keras resolusi ini. Hanya tiga Negara
non-Muslim yang menolak resolusi ini: Kuba,
Korea Utara dan Vietnam. Hanya satu negara
dengan mayoritas penduduk Muslim mendukung
resolusi ini, yaitu Albania, lainnya abstain atau
tidak hadir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar