Jumat, 16 November 2012

Sajarah urg sunda


Sejarah Sunda (130 – 1579 M) Purwacarita Pengertian sejarah secara tradisi adalah
beberapa kisah dongeng, legenda, babad,
tambo dll. Sesungguhnya hal itu berada
dibawah disiplin ilmu sastra, sedangkan
sejarah, pembuktiannya harus
berdasarkan disiplin ilmu : filologi (ilmu yang mempelajari naskah kuna),
epigrafi (ilmu yang mempelajari aksara
prasasti), arkeologi (ilmu yang
mempelajari artefak-artefak
peninggalan sejarah), dan geografi
(ilmu yang mempelajari permukaan bumi). Karya sastra bisa diuji dan dikaji oleh
disiplin ilmu sejarah sejauh karya sastra
yang bernilai sejarah itu dapat
menunjang temuan sejarah itu sendiri.
Sebaliknya hasil penelitian sejarah dapat
disusun menjadi karya sastra yang sering kita sebut roman sejarah. Naskah
Pangeran Wangsakerta, menurut Edi S. Ekadjati dan menurut Ayat Rohaedi , adalah naskah sejarah. Sistematika dan
pengungkapannya sudah dalam bentuk
sejarah, menggunakan referensi atau
sumber-sumber tertulis lainnya. Purwayuga Sejarah Sunda dimulai dari masa
Purwayuga (jaman purba) atau dari masa
Nirleka (silam), yang terbagi atas : Prathama Purwayuga (jaman purba
pertama), dengan kehidupan manusia
hewan Satwapurusa, antara 1 jt s.d. 600 rb th
silam Dwitiya Purwayuga (jaman purba kedua),
dengan kehidupan manusia yaksa, antara
500 rb sampai 300 rb tahun silam Tritiya Purwayuga (jaman purba ketiga),
dengan kehidupan manusia kerdil (wamana
purusa), antara 50 rb sampai 25 rb tahu
silam. Dukuh Pulasari Pandeglang menurut naskah Pangeran Wangsakerta,
kehidupan masyarakat Sunda pertama di
pesisir barat ujung pulau Jawa, yaitu
pesisir Pandeglang. Dipimpin oleh
seorang kepala suku (panghulu) Aki Tirem Sang Aki Luhur Mulya . Sistem religi mereka adalah Pitarapuja, yaitu pemuja
roh leluhur, dengan bukti sejumlah
menhir seperti Sanghiyang Dengdek,
Sanghiyang Heuleut, Batu Goong, Batu
Cihanjuran, Batu Lingga Banjar, Batu
Parigi, dll. Refleksi dukuh Pulasari dapat kita lihat di kehidupan masyarakat Sunda
Kanekes (Baduy). Salakanagara Putri Aki Tirem yaitu Pohaci Larasati , menikah dengan seorang duta niaga dari
Palawa (India Selatan) bernama Dewawarman . Ketika Aki Tirem wafat, Dewawarman menggantikannya sebagai
penghulu dukuh Pulasari. Dewawarman mengembangkan Dukuh
Pulasari hingga menjadi kerajaan corak
Hindu pertama di Nusantara, yang
kemudian diberi nama Salakanagara . Salaka berarti Perak dan Nagara berarti negara
atau negeri. Oleh ahli dari Yunani, Claudius Ptolomeus , Salakanagara dicatat sebagai Argyre. Dalam berita China dinasti Han,
tercatat pula bahwa raja Yehtiao bernama Tiao-Pien mengirimkan duta keChina tahun 132 M. menurut Ayat Rohaedi , Tiao berarti Dewa, dan Pien berarti Warman. Salakanagara didirikan tahun 130 M,
dengan raja pertamanya Dewawarman I dengan gelar Prabu Darmalokapala
Dewawarman Haji Rakja Gpura Sagara.
memerintah hingga tahun 168 M.
Wilayahnya meliputi propinsi banten
sekarang ditambah Agrabintapura
(Gunung Padang Cianjur) dan Apuynusa (Krakatau). Raja Terakhir (ke-8) Dewawarman VIII bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman
(348-363 M). Tarumanagara Didirikan oleh Jayasingawarman pada 358 M dengan nobat Jayasingawarman
Gurudarmapurusa. Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan dari
Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi
kali Gomati (bekasi) yang diberi nama
Sundapura (kota Sunda), bergelar Harimau
Tarumanagara (Wyagraha ning
tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa (manusia sakti
penghancur benteng) dan juga Panji
Segala Raja. Sedangkan nama nobatnya
adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang
Iswara Digwijaya Bhimaparakrama
Suryamahapurusa Jagatpati. Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12 Kerajaan Sunda Tarumanagara dirubah namanya menjadi
Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa , penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur
Tarumanagara dengan batas sungai
Citarum memerdekakan diri menjadi
Kerajaan Galuh
Kerajaan Sunda berlangsung hingga
tahun 1482 M, dengan 34 raja. Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan Sunda pada 22
februari 1350 M. Ia gugur bersama
putrinya, Citraresmi , dalam tragedi Palagan Bubat akibat ulah Mahapatih Gajahmada . Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357 M. Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana pada
usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di
Sanghiyang Linggahiyang atau Astana
Gede Kawali. Dia juga yang membuat
filsafat hidup :” Tanjeur na Juritan, Jaya
di Buana” (unggul dalam perang, lama hidup di dunia). Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari dalam keadaan damai. Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala , cucu dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu
kerajaan Sunda, ketika Galuh kembali
terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal
dengan sebutan Pajajaran. Dialah raja
pertama yang mengadakan perjanjian
dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M. Kerajaan Galuh Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M. Prabu Sanjaya Harisdarma . Ia disebut Taraju Jawadwipa, dan sempat menjadi
Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga – Galuh – Sunda. Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum. Kerajaan Pajajaran Pajajaran adalah sebutan pengganti atas
bersatunya kerajaan Galuh dengan
kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu
penguasa : Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata. Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa , yang berkuasa di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah
berdiri kerajaan Islam Pakungwati
Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga Maharaja
dari Subanglarang yang beragama Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem Karawang . Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung
turun-temurun : Ratu Dewata; Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana . Di pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon , yaitu Pangeran Sabakingkin , telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak Islam Surasowan
Wahanten (Banten) dan melakukan
beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran. Pakuan Pajajaran direbut dan
dimusnahkan oleh Maulana Yusuf , putra Maulana Hasanudin . Pajajaran sirna ing bhumi, atau
Pajajaran lenyap dari muka bumi pada
tanggal 11 bagian terang bulan wasaka
tahun 1511 Saka atau 11 Rabi’ul Awal 978
hijriah atau tanggal 8 mei 1579 M. Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah
3 kerajaan Islam di tatar Sunda : Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon; Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan Kerajaan Islam Sumedanglarang

1 komentar: