Jumat, 16 November 2012

UNDERGOD

SEMPAT DIANGGAP SEBELAH MATA, KESUNDAAN
KINI JADI TRADEMARK YANG MELEKAT ERAT DI
TUBUH UNDERGOD. HASILNYA, MEREKALAH
SATU-SATUNYA BAND YANG DISEMATI LABEL
SUNDANESE TECHNICAL DEATH METAL.
“AING hirup di tanah Sunda. Geus hiji kawajiban
ngamumule Ki Sunda. Mun urang bule bangga
ngomong make basana sorangan, ku naon urang
henteu.” Itulah kalimat yang terlontar dari mulut
Kinoy Bacok saat ditanya perihal alasan memilih
kesundaan sebagai ciri khas Undergod.
“Ku jalan nyieun lirik lagu make Basa Sunda,
ngomong sapopoe, jeung make iket ieu, urang
hayang mere tangara ka balarea yen urang Sunda
teh eksis dina sagala widang,” cetus Kinoy lagi
sambil menempelkan telunjuk ke kepalanya yang
memang dibebat iket Sunda.
Kinoy selalu bicara berapi-api tentang Sunda,
termasuk cap kampungan yang diterimanya saat
pertama kali memutuskan memakai Basa Sunda
dalam lagu-lagu Undergod. “Sumpah, baheula mah
babaturan sorangan ge protes gara-gara urang
nyieun lagu make Basa Sunda. Tapi, urang milih
panceg kana eta pilihan. Alhamdulillah, hasilna
jiga ayeuna. Da ari kahayang dina hate leutik mah,
band kami ge make kecap Sunda. Lain Undergod.
Tapi da geus kagok,” tukasnya.
Dibalut kualitas musik yang memang keren,
keputusan Kinoy tersebut akhirnya menuai hasil
positif. Bahkan kini Undergod begitu identik
dengan tradisi Sunda. Mereka termasuk satu dari
sedikit band yang dengan kesadaran penuh
menyelipkan tradisi leluhur dalam setiap aksi
panggung.
Nama Undergod mulai menjulang setelah tampil di
panggung Bandung Death Fest 3. Di acara yang
dihadiri lebih dari 3.000 penonton itu, Undergod
layak dijadikan sebagai salah satu performer
terbaik. Padahal jauh sebelum itu, Undergod nyaris
kandas setelah mengalami stagnasi selama tiga
tahun sejak 2004.
Dibentuk pada 2004, Undergod mengawali
eksistensi mereka dengan formasi Kinoy (vokal),
Said (gitar), Abas (bass), dan Uti (drum). Namun,
dengan formasi seperti itu, laju Undergod tidak
berjalan mulus. Mereka sempat mengalami
kebuntuan dalam bermusik. Beruntung mereka
akhirnya sanggup melewati masa-masa sulit
tersebut.
Keputusan mengubah formasi dengan menggeser
Abas dari bassis menjadi penggebuk drum, jadi
manuver brilian yang akhirnya mengubah garis
tangan Undergod. Terlebih lagi setelah formasi
anyar tersebut mampu menelurkan sebuah lagu
berjudul Cai Kawantun. Singel pertama ini dirilis di
bawah Pieces Records.
Nama Undergod makin berkibar setelah merilis
lagu berjudul Kudak-kadek sebagai singel kedua.
Di lagu ini mereka menggandeng Aki Amenk
(Disinfected). Karena merasa pol dengan
komposisi Kudak-kadek, Undergod menyertakan
nomor ini dalam kompilasi Padiga (Panceg Dina
Galur Compilation, 2009).
Lagu lain yang tak kalah impresif adalah Saguru
Saelmu Tong Ngaganggu, yang kemudian terpilih
jadi salah satu materi kompilasi Brutally Sickness
yang dirilis Extreme Soul Productions.
Kini membicarakan Undergod adalah juga
membicarakan pula tentang kesundaan. Mereka
sukses menjadikan Ki Sunda sebagai teror baru
yang sanggup mengusik sudut pandang anak
muda. Dan hasilnya, mereka jadi satu-satunya
band yang musiknya mendapat sebutan Technical
Sundanese Death Metal.
Members
2004
Kinoy-vokal
Said-gitar
Abas-bas
Uti-drum
2007
Kinoy-vokal
Said-gitar
Abas-drum
2010 -
Kinoy-vokal
Diaz-bas
Ega-gitar
Abas-drum
Genre
Technical Sundanese Death Metal
Hometown
Ujungberung, Bandung, Indonesia
Record Label
Pieces Records
Contact
Serak Management
Web/Social Media
http://www.myspace.com/666undergod
http://www.reverbnation.com/undergod
Discography
01. Kudak Kadek (Kompilasi Padiga, Pieces
Records, 2009)
02. Saguru Saelmu Tong Ngaganggu (Kompilasi
Brutally Sickness, ESP)
03. Saguru Saelum Tong Ngaganggu (Album,
Pieces Records, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar